• (0335) 771732
  • lppomas@unuja.ac.id
Sambut Mahasiswa Baru Unuja,Tekankan Pentingnya Niat dan Akhlakul Karimah
  • Post on Senin, 7 Oktober 2024 - 14:21:01
  • 29 Views
sambut-mahasiswa-baru-unuja-tekankan-pentingnya-niat-dan-akhlakul-karimah

Genap dua hari Orientasi Pengenalan Kampus dan Pesantren (Ospektren) sudah berlalu. Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP.Pomas) Universitas Nurul Jadid (Unuja) gelar “Majelis Sholawat dan Hikmah” sekaligus menyambut mahasiswa baru Universitas Nurul Jadid (Unuja) tahun akademik 2024/2025. Kegiatan tersebut, berlangsung di musholla Riyadus Sholihin Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (02/10/2024).

Suasana semakin khidmat dengan lantunan sholawat yang menggema dari para hadirin yang dipimpin langsung oleh K. Durry Raiq Najih Muhammad dan KH. M. Hilman Zidny Romzi sekaligus memberikan pencerahan dan motivasi kepada mahasiswa baru untuk memperkuat iman dan takwa dalam mencari ilmu.

Momen yang berkah ini, menjadi salah satu bentuk komitmen LP. Pomas untuk selalu mengedepankan aspek spiritual dan moral dalam mendidik mahasiswa Unuja. Mahasiswa harus memperhatikan akhlaknya, perilaku sopan, ber-etika, dan menghargai antar sesama. Sebab, dengan memiliki ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi terhadap kepribadian dan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

“Yang perlu didahulukan adalah niat,” terang K. Durry Raiq Najih Muhammad memberikan nasihat kepada mahasiswa. Sebab, ada banyak orang di luar sana yang berhijrah, hanya dapat kulitnya saja. Karena itu, beliau berharap agar mahasiswa yang berstatus sebagai santri yang ada di pondok harus tekun belajar. Mumpung masih di pondok, harus menimba ilmu sebanyak-banyaknya, baik ilmu teori maupun ilmu praktik.

“Saya berpesan kepada adik-adik mahasiswa santri semuanya, selama ada di pondok silakan mengulak sebanyak mungkin ilmu, baik di kampus maupun dipondok pesantren,” harapnya.

 Meski, pondok pesantren tidak membatasi mahasiswa santri belajar pada ilmu keagamaan saja. Tetapi, kita harus belajar memiliki lima kesadaran yaitu; kesadaran beragama, kesadaran berilmu, kesadaran bermasyarakat, kesadaran berbangsa dan bernegara, dan kesadaran berorganisasi.

Selain itu, beliau berharap kepada para mahasiswa berstatus santri untuk selalu mengedepankan akhlakul karimah dalam mencari ilmu, tujuannya agar ilmu yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

“Perlu dilakukan sekarang adalah latihan, latilah iman kalian. Iman itu adalah sikap mental, sikap mental kalian itu seperti apa? kalau nggak dilatih nggak akan bisa. Harus dilatih tanpa latihan tidak akan pernah bisa mendapatkan hasil yang baik,” tegas K. Raiq.

Beliau mencontohkan: untuk menghasilkan genting yang tahan dan kokoh harus melalui tahapan-tahapan. Tanah dipadatkan, kemudian dijemur dan proses paling menentukan ialah pembakaran. Supaya tahan dan kokoh selama bertahun-tahun. Begitupun sebaliknya, jika kita mencari ilmu tanpa niat yang sungguh-sungguh itu mustahil bisa mendapatkan ilmu yang baik.

KH. M. Hilman Zidny Romzi, juga mengatakan bahwa, kehidupan manusia itu kebanyakan berandai-andai. Karena itu, Allah menciptakan nyamuk. Apa gunanya nyamuk? “untuk menampar diri sendiri, biar sadar tidak berandai-andai terus,” guyon beliau membuat peserta tertawa.

Menurut KH. Hilman, sangat rugi bagi mahasiswa santri yang mondok di Nurul Jadid tidak bisa menimbah ilmu sebanyak-banyaknya. Dan sangat rugi mahasiswa santri yang dinisbahkan di Pondok berkah ini tidak bisa mengambil mutiara-mutiara indah yang Allah sediakan di pondok.

“Para mahasiswa santri yang ada di pondok ini agar senantiasa tekun dalam belajar, mumpung masih di pondok. Dan juga menimba ilmu sebanyak-banyaknya, baik ilmu teori maupun ilmu praktik,” jelas KH. Hilman.

Semua bidang itu dapat bermanfaat saat pulang ke masyarakat, KH. Hilman menambahkan, ketika santri sudah memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang keilmuan, “mereka akan mudah melakukan perjuangan atau berkhidmat di masyarakat.” Sebab sudah memiliki persiapan untuk menjalankannya.

Share: