• (0335) 771732
  • lppomas@unuja.ac.id
Kuliah Tasawuf Ke-8 : "Mengenal Maqomat dan Ahwal Part 4"
  • Post on Minggu, 25 Februari 2024 - 22:49:02
  • 68 Views
kuliah-tasawuf-ke-8-mengenal-maqomat-dan-ahwal-part-4-

"Merentangkan Jembatan Antara Roja’ dan Khouf" 

Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa Pada Kamis malam Jum'at tanggal 22 Februari 2024, jam 20.00 WIB, kembali menggelar kuliah tasawuf ke-8 yang dinantikan oleh para pencari ilmu. Dengan tema "Mengenal Maqomat dan Ahwal Part 4" yang disampaikan dengan penuh kebijaksanaan oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, BA. 

Acara ini diselenggarakan secara luring dan daring, memfasilitasi peserta dari berbagai kalangan. Bagi yang ingin menghadiri secara luring, tersedia dua lokasi, yakni Putera di Musholla Riyadhus Sholihin dan Puteri di masing-masing Wilayah. Sedangkan untuk umum, dapat diikuti secara daring melalui siaran langsung di kanal YouTube Universitas Nurul Jadid.

Dalam kuliahnya, KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan pemahaman mendalam mengenai dua konsep yang tak terpisahkan dalam kehidupan, yakni roja’ (harapan) dan khouf (ketakutan). Dengan bahasa yang lugas namun dalam, beliau memberikan analogi yang menggambarkan kedua konsep tersebut dengan jelas.

"Dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yakni roja’ dan khouf. Roja’ itu artinya harapan. Sedang khouf itu –kalau arti harfiahnya- ketakutan. Karena kalau roja’ saja dapat mengakibatkatkan optimisme dan kita jadi lengah. Begitupula sebaliknya kalau kita dihantui dengan kekhawatiran, maka kita tidak berani melangkah dalam hidup. Sama dengan orang naik sepeda motor ke Surabaya, kalau dia penakut: Takut kecelakaan, padahal di jalan aman-aman saja. Asal hati-hati insyaallah selamat. Tapi karena takut, akhirnya tidak berangkat,” ungkap KH. Moh. Zuhri Zaini.

Dalam kesempatan tersebut, K.H. Moh. Zuhri Zaini juga berpesan bahwa dalam menjalani kehidupan, kita perlu menyeimbangkan antara khouf dan raja’.

“Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa tauhid merupakan jalan menuju kebahagiaan dan keselamatan hidup. Namun, meskipun jalannya sudah baik, kita sebagai manusia yang menjalaninya belum tentu aman-aman, sehingga perlu merasa khouf (ada kekhawatiran).

Sebaliknya, jika terperosok dalam dosa-dosa, kita tetap harus memelihara harapan. Dan bagaimana cara untuk memperoleh rahmat dan ampunan Allah SWT? Tentu dengan bertaubat. Bukan hanya berharap ampunan tanpa berusaha meninggalkan dosa-dosa. Itulah yang disebut sebagai harapan yang nyata dan berbuah dalam taubat yang tulus,” Ungkap pengasuh PP. Nurul Jadid tersebut. (Alfin Haidar Ali, Pengurus Alamiri PPNJ). 

Share: