Sabtu, 27 September 2025
Diakses: 322 kali
Tausiah KH. Moh Zuhri Zaini yang disampaikan diacara Majelis Al Muhibbin Tanjung Lor, 27 Feb 2025. Kediaman Bapak Marsudi anggota Majelis Al-Muhibbin Pimpinan Ustadz Masduki Syahid.
- Syukur adalah perintah Allah, ketika bersyukur maka nikmat kita tidak akan dicabut, bahkan akan ditambah oleh Allah. Sebaliknya , jika kita kufur maka kita diancam dengan siksa yang pedih
- Syukur, tidak cukup dengan ucapan Alhamdulillah meskipun itu juga bentuk syukur, yang terpenting adalah kita mengakui bahwa nikmat yang kita terima merupakan pemberian dari Allah.
- Bentuk syukur yang kedua, kita harus merawat nikmat yang diberikan. misalnya seperti kendaraan , harus dirawat setiap hari, di lap, dibersihkan , di service bawa ke bengkel. Sebab jika tidak di rawat, maka kendaraannya tidak akan nyaman dipakai, bahkan bisa rusak. Begitupun seperti tubuh kita, dan segala yang kita punya wajib kita rawat dan jaga agar tetap bisa difungsikan dengan baik.
- Mulai lahir kita hidup sejak kecil, sampai besar jangan pernah merasa kita hidup dan tumbuh dengan sendirinya, semua ini karena Dzat Yang Maha Menumbuhkan. Banyak lagi nikmat yang lain seperti Nikmatul wujud, adanya kita di dunia ini.
- Nikmat besar juga yang sering dilupakan manusia adalah nikmat sehat dan sempat sebagaimana dalam hadits.
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ
"Ada 2 nikmat yang banyak orang lalai, yaitu sehat dan sempat"
- Kita hadir dalam acara mejelis ini, karena bedeh kesempatan dan kesehatan , jika salah satunya tidak ada maka tak bisa hadir. Kita sehat, tapi sibuk maka tak bisa hadir. Kita sedang senggang tapi badan tidak sehat maka sama, tidak akan bisa hadir juga.
- Sehingga sehat dan sempat ini adalah modal utama, baik untuk usaha dunia maupun usaha akhirat.
- Selama hidup didunia, masih ada kesempatan berbuat baik, namun ketika sudah meninggal maka kesempatan sudah tidak ada lagi.
- Seringkali kita mengorbankan kesehatan untuk mengejar dunia misalnya pekerjaan, kita berkerja sekuat tenaga sampai lupa waktu dan lupa istirahat, akhirnya kita jatuh sakit. Maka sekalipun mendapatkan hasil yang besar, tidak akan merasakan nikmat.
- Selain berterimakasih atas nikmat ini, kita juga berkewajiban menggunakan nikmat ini untuk hal yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat
- Kadang kita menyalahgunakan nikmat ini, untuk hal² yang tidak bermanfaat, misalnya ngobrol setiap malam, begadang akhirnya sakit juga.
- Manfaat yang paling besar dari kesehatan dan kesempatan, adalah mengisinya dengan ibadah kepada Allah. Karena memang kita diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya.
- Ketika nikmat sehat dan sempat tidak digunakan ibadah, maka ini termasuk pelanggaran dan penyalahgunaan, sehingga efeknya kita mendapatkan siksa baik di dunia maupun di akhirat
- Ibadah jangan hanya dimaknai dengan ritual saja (shalat dzikir dll), ibadah juga ada ibadah sosial seperti berbuat baik pada tetangga, kita bekerja di sawah, di pasar atau di perusahaan untuk mencari nafkah keluarga, ini juga merupakan ibadah
- Orang yang hanya bekerja, fokus ibadah sosial tapi tidak sholat, sama seperti orang memakai jas, songkok, ber dasi, tapi tidak menggunakan celana.
- Allah memerintahkan kita ibadah, apa Allah butuh ? Tidak. Allah tidak rugi andai semua manusia tidak ibadah begitu pun sebaliknya tidak ada keuntungan yang Allah dapatkan andai seluruh makhluk beribadah kepada-Nya.
- Ibadah itu merupakan jalan menuju keselamatan.
- Nikmat Hayat, Nikmat Sehat, Nikmat sempat, termasuk jabatan wajib digunakan kepada hal² yang bermanfaat bagi umat
- Kita sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, dimana pahala di bulan puasa dilipatgandakan dan Allah membuka pintu ampunan selama Ramadhan.
- Biasanya di bulan Ramadhan ini kita akan rajin beribadah, karena sosok yang membisiki kita sudah di kerangkeng sehingga tidak menggangu manusia lagi yaitu syaitan.
- Syaitan itu selain durhaka sendiri, juga ngajak orang untuk durhaka kepada Allah ,
- Syaitan sendiri di dalam surah An- Nas, ada yang berupa jin ada yang berwujud manusia. Contoh manusia yang lebih buruk dari syaitan, adalah Fir'aun. Dia mengaku dirinya tuhan , syaitan dan iblis saja meskipun durhaka tidak sampai mengaku dirinya sebagai Tuhan.
- Kita yang masih diberi tambahan usia, maka gunakan kesempatan ini untuk menambahkan amal baik sebagai bekal kita di kehidupan akhirat
Hadits.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan, para Sahabat bertanya, “Wahai Rasûlullâh! Siapakah yang enggan?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang mentaatiku niscaya ia akan masuk surga, dan siapa yang bermaksiat kepadaku maka dia enggan (untuk masuk surga).”
- Kita tinggal memilih, mau masuk surga atau tidak
- Biasanya jalan ke surga tidak enak, misalnya shalat subuh , meskipun ringan tapi karena malas nya lebih besar.
- Didunia saja jika kita santai santai, disaat orang lain bekerja, kita tidak akan mendapatkan apa apa .
- Siapa yang menjamin bahwa kita masih lama di dunia ? Yang muda jangan PD bahwa akan lama hidup didunia, begitupun yang sudah sepuh belum tentu dijemput terlebih dahulu.
- Semoga kita senantiasa diberi kesehatan oleh Allah, rezeki yang halal barokah untuk bekal ibadah kepada Allah
Pertanyaan Tentang Ayat "La in Syakartum"
- Kalo ada fiil mestinya ada maf'ul (objek), Mengapa Setelah Syakartum tidak ada objek ?
- Nikmat allah itu sangat banyak "la tuhsuha", tak terhitung , sejak dalam kandungan sampai kita mati bahkan sampai ke akhirat.
- Lain Kafartum , kafir seperti apa. Maka disini kafir ada 2 , (kafir i'tiqod dan kafir nikmat, tak mengakui nikmat) bahkan nikmat yang dicapai diakui sebagai pencapaiannya sendiri, padahal itu merupakan anugerah dari Allah.
- Sama seperti seorang anak , kita banyak mendapatkan nikmat melalui orang tua kita, maka bentuk Syukur kita selain berterimakasih kepada Allah juga pada orang tua. Karena sebab nikmat kita hidup adalah melalui orang tua.
- Kita tidak kuasa menciptakan manusia tanpa melalui manusia, hanya Allah yang mampu seperti Nabi Adam , dan Nabi Isa
- pada lafadz Kafartum nampaknya, tidak ada jawab hanya Allah seolah memberitahukan "Inna 'adzabi lasyadid" . Meskipun pemberitahuan itu merupakan ancaman, karena dalam pembicaraan kita kadang tidak perlu menyampaikan kalimat yang jelas, misalnya " mun been tak atorok ocak, taoh dibik deggik", maknanya kalimat tersebut berupa ancaman.
Syukur ketika badai melanda
- Syukur memang ketika kita diberi nikmat, sementara dalam hidup kita tidak slalu menerima kesenangan. Allah menciptakan ada siang ada malam, ada panas, ada dingin dsb.
- Kita tak mungkin epaseneng mloloh, kadang kita susah. Mengapa ? Karena kita memang tidak akan mengetahui nilai kesenangan, mun tak sossa kadek, padenah orang akan tau nikmatnya, makan kalo dia lapar.
- Sabda Kanjeng Nabi, jangan makan sebelum lapar. Sebab jika belum lapar, maka nikmat nya berkurang.
- Dalam Maqolah lain sebagus bagusnya lauk pauk adalah lapar dan kalo makan jangan kesusu (atau bernafsu), lebih baik pelan sambil dirasakan, dikunyah sampai halus.
- Ketika makan jangan sampai kenyang, karena jika menuruti nafsu kita tidak akan pernah merasa cukup, pabenya'in hal yang disenangi maka paggun korang.
- makanya kita koduh sabber, sehingga bisa jengajeh, ketika sudah cukup maka berhenti.
Dalam kondisi kita sedang menderita, bagaimana caranya kita bersyukur. ?
- Kita ketika Melihat sesuatu harus melihat isinya, jangan hanya luarnya saja.
- Kita hidup didunia memang tempat ujian, Allah menguji kita untuk mengetahui siapa diantara kita yang paling baik amalnya. (dalam ayat awal surah al Mulk)
- Jika seseorang itu ahli Syukur, maka setiap kejadian akan disyukuri misalnya sakit gigi, "Alhamdulillah. Hanya sakit gigi, nyawa masih ada"
- Kalo urusan dunia, kita melihat orang yang berada dibawah kita (ngabes se mabe'en), Agar timbul rasa syukur. Sedangkan dalam urusan akhirat ngabes ka se lebbi atas, Agar kita bisa semangat ibadah.
- Rasulullah sebagai teladan kita, namun seringkali kita meneladani nabi hanya urusan yang enak bagi nafsu kita, sementara penderitaan beliau tidak kita tiru.
Wallahu a'lam
كتابة الفقير محمد أليف هداية الله
Jl. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291
pomas@unuja.ac.id