Senin, 29 September 2025
Diakses: 94 kali
Catatan Mauidhoh Hasanah KH. Musleh Adnan pada Acara Peringatan Kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh IPYNJ Ikatan Perempuan Yayasan Nurul Jadid tanggal 16 Robiul Awal 1447 H / 09 September 2025
KH. Musleh Adnan membuka ceramahnya dengan salam, doa, dan shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Beliau menyampaikan rasa hormat kepada keluarga besar pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, para kiai, nyai, serta jamaah yang hadir, khususnya para ibu-ibu yang tergabung dalam Ikatan Perempuan Yayasan Nurul Jadid (IPYNJ).
Beliau menegaskan bahwa muslimat bukan hanya ibu rumah tangga biasa, melainkan pendamping para pejuang agama. Suami-suami mereka adalah para dai yang mengajak umat menuju Allah, baik lewat pengajaran, pengabdian, maupun perjuangan di pondok pesantren. Oleh sebab itu, keberhasilan dakwah tidak hanya ditentukan oleh para suami, melainkan juga oleh dukungan, kesabaran, dan pengorbanan dari para istri. Tanpa kesabaran, perjuangan dakwah akan gagal.
Merujuk pada kitab Al-Qudwatul Hasanah fi Manhajid Da’wah ilallah karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, KH. Musleh Adnan menyebutkan beberapa tugas seorang dai. Pertama, mujahadah, yakni berjuang mendidik diri agar sabar, istiqamah, dan tahan ujian. Kedua, tarbiyah al-nafsi, yaitu membiasakan doa, zikir, dan menggantungkan kekuatan hanya kepada Allah. Ketiga, qudwah hasanah, memberi teladan langsung dalam perbuatan, sebagaimana Rasulullah ﷺ yang selalu turun tangan membantu sahabat dalam setiap pekerjaan.
Ceramah kemudian diarahkan pada makna peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Nabi adalah rahmat terbesar bagi umat manusia. Beliau lahir pada hari Senin dan bulan Rabiul Awal, bukan pada hari Jumat atau bulan Ramadan yang sudah dikenal mulia. Hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan bukan karena hari atau bulan, melainkan karena pribadi Nabi sendiri. Bahkan, tanpa kelahiran Nabi, tidak akan ada Al-Qur’an, Isra’ Mi’raj, maupun hijrah. Karena itu, memperingati maulid merupakan wujud rasa syukur dan cinta kepada Rasulullah ﷺ.
KH. Musleh Adnan juga menekankan peran penting wanita. Rasulullah ﷺ telah mengangkat martabat perempuan, yang sebelumnya dianggap hina dalam tradisi jahiliyah. Ibu disebut sebagai madrasah pertama bagi anak. Bila ibu kuat, anak akan sukses. Karena itu, kebangkitan umat banyak ditentukan oleh kekuatan pendidikan dan doa seorang ibu.
Beliau juga mengingatkan tentang tanda-tanda akhir zaman, seperti anak yang berani melawan orang tua, baitullah yang sepi dari haji, dan hilangnya zikir kepada Allah dari bumi. Hal ini menjadi peringatan agar muslimat selalu menjaga ibadah, zikir, dan doa secara istiqamah.
Dalam ceramahnya, KH. Musleh Adnan menyampaikan hadis tentang azab kubur akibat dosa yang dianggap ringan, seperti suka mengadu domba. Beliau mengingatkan bahwa di zaman sekarang, media sosial bisa menjadi sarana dosa jika tidak dijaga. Amal shalih pun bisa hilang karena menyakiti orang lain, kecuali shalawat kepada Nabi yang tidak bisa diambil oleh siapa pun.
Beliau menekankan pentingnya khusyuk dalam salat, yaitu menghadirkan hati kepada Allah dan menenangkan anggota tubuh. Salat adalah bentuk penghargaan terhadap perintah Allah, sehingga meskipun tingkat kekhusyukan berbeda-beda, kita tetap harus berusaha memperbaikinya.
Teladan Nabi Muhammad ﷺ juga ditekankan. Dalam suatu kisah, ketika sahabat ingin membiarkan Nabi beristirahat sementara mereka bekerja, Nabi menolak dan berkata beliau juga akan ikut bekerja. Nabi mengajarkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah yang memberi contoh nyata, bukan hanya perintah.
Lebih lanjut, KH. Musleh Adnan mengingatkan bahwa dunia selalu berubah. Karena itu, setiap orang harus punya niat untuk lebih baik dari hari kemarin, bukan sekadar lebih baik dari orang lain. Beliau juga berpesan agar jamaah tidak mudah terpengaruh oleh kritik atau cercaan orang. Kata Imam Syafi’i, jawablah cacian dengan prestasi, bukan dengan balasan yang sama. Fokuslah memperbaiki hubungan dengan Allah, karena tidak mungkin semua orang menyukai kita.
Poin penting lain adalah shalawat kepada Nabi ﷺ. Shalawat mendatangkan rahmat Allah, dan satu rahmat saja cukup menyelamatkan manusia sejak lahir hingga hari kiamat. Orang yang rajin bershalawat akan dicintai Allah, dan otomatis juga dicintai manusia. Shalawat juga menjadi jalan untuk memperoleh syafaat Nabi Muhammad ﷺ.
Sebagai penutup, KH. Musleh Adnan berpesan agar para muslimat mendampingi perjuangan suami dengan sabar, memperbanyak ibadah dan shalawat, serta menjaga istiqamah. Beliau berharap semua jamaah mendapat rahmat Allah, barokah guru, dan syafaat Rasulullah ﷺ hingga masuk surga bersama beliau.
Alkatib : Alief Hidayatullah
Jl. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291
pomas@unuja.ac.id