Sabtu, 27 September 2025
Diakses: 292 kali
- Jadi hidup ini adalah perjalanan, meski perjalanan tidak harus fisik. Dulu kita ada di alam arwah, lalu di alam janin, lalu kita berpindah ke alam dunia,
- apa kesempurnaan seseorang itu ? Yakni apabila akalnya berfungsi dengan baik. Akal ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
- Sebenarnya kepercayaan akan tuhan itu fitrah, bawaan dari hidup manusia itu sendiri. Orang yang fitranya itu sehat, maka ia kan mengakui tuhan.
- makanya dari dulu, dari masyarakat primitif, mereka percaya ada kekuatan pada sesuatu yang tampak ini.
- kalau kita belajar antropologi agama, ada yang disebut animisme : bahwa setiap benda itu ada jiwanya, termasuk benda mati. Jadi bukan hanya makhluk hidup yang memiliki jiwa.
Juga ada dinamisme, oleh karena orang itu sejak dulu percaya pada "kemandhih" seperti keris. Keris kan benda mati tapi orang dulu percaya ada kekuatan di balik keris.
- tapi kalau menurut kita umat Islam, manusia pertama, yakni Nabi Adam tentu sangat percaya pada Tuhan.
- jadi itu bukti bahwa kepercayaan akan kekuatan di balik alam yang nyata ini itu sudah melekat pada diri manusia. Mulai yang pertama kali.
- lalu mengapa ada atheis ? Tidak percaya tuhan. A bermakna tidak theis tuhan.
Sebenarnya mereka di hati yang mendalam percaya tuhan. Sehingga ada istilah agnostik, percaya tuhan tapi tidak mau tunduk salah satu agama.
- lalu bagaimana dengan atheis ? Itu bukan tidak percaya tapi tidak peduli. Atau mereka ini ingin bebas dari aturan tuhan.
- karena memang agama sering dianggap sebagai beban karena agama dianggap mengganggu kebebasan mereka. Bebas itu maksud mereka adalah apa yang diinginkan itu akan dilakukan sekalipun oleh agama dilaran, seperti zina, mabuk, padahal itu semua dorongan dari nafsu. Kalau nafsu itu diikuti terus, maka akan membawa pada kehancuran.
- bagi kita orang yang beriman, kita yakin bahwa sesudah kehidupan alam dunia, kita akan berlanjut. Kita ini akan mati, dan semua orang percaya ini karena memang tidak bisa dipungkiri. Tapi masalahnya, setelah mati itu kehidupan sudah berakhir atau masih ada kehidupan lain ?
- nah di sini lah ada dua golongan : seperti orang musyrik Mekah beranggapan tidak ada kehidupan setelah kematian. Hal ini sebagaimana direkam di dalam surat Yasin, "siapa yang akan menghidupkan tulang belulang dalam keadaan hancur."
قل هي انشأها
- Allah memberikan contoh-contoh, misal dengan turunnya hujan akan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, lumut. Apa artinya? Sesuatu yang mati akan hidup. Misal dengan air itu.
- kehidupan bertingkat-tingkat :
1. Kehidupan tumbuhan (ini paling rendah)
2. Kehidupan hewan (mereka menggunakan insting, tidak menggunakan akal)
3. Kehidupan manusia (akal sebagai pembeda dengan kehidupan hewan)
- jadi berdasarkan dalil dalam Al-Qur'an dan bukti-bukti dalam kehidupan, jadi kehidupan setelah mati itu terjadi. Jadi terbantah perkataan bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian.
- jadi yang mati itu hanya badannya, tapi manusia itu masih hidup. Rohnya. Sebab hakikat manusia itu rohnya. Ketika ruh keluar dari tubuh, manusia dikatakan mati. Yang mati itu tubuhnya, ruhnya tidak. Dan yang mengalami susah, menderita, dls. Itu ruh, bukan tubuh. Meski perasaan-perasaan itu berpengaruh pada fisik tubuh kita. Seperti jantungan, TBC , dls itu karena pengaruh dari jiwa/ruh. Artinya apa ? Jiwa bisa berpengaruh pada fisik. Kalau ruh itu masih ada di dalam fisik.
- tapi kalau sudah mati, ruh keluar dari badan, ruh tidak berpengaruh pada tubuh/badan. Tapi ruh tidak mati, masih hidup.
- Alam sesudah mati itu namanya alam barzah. Barzah itu adalah dinding atau pemisah. Maksudnya alam kubur, orang yang sudah mati, ruhnya keluar dari badannya, maka ia keluar dari alam dunia.
Alam barzah ini yang memisahkan antara alam dunia dengan alam akhirat nanti. Di alam akhirat kita akan mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita selama di dunia.
- jadi hidup ini adalah perjalanan. Bermula dari alam janin, alam dunia, alam barzah/kubur dan alam akhirat. Di alam akhirat, itu alam yang abadi.
- yang paling menentukan dari alam-alam ini adalah alam dunia. Tentu yang diuji adalah orang yang mukallaf. Kalau anak-anak itu tidak dihitung amalnya.
- diuji, bukan diuji siapa yang paling pinter, atau paling kaya, paling gagah. Tapi diuji perilaku. (ليبلوكم ايكم أحسن عملا)
Allah membuat alam dunia ini untuk menguji siapa yang paling baik perilakunya. Amalnya.
- kalau amal perbuatan kita baik, kepada Allah ataupun kepada sesama juga baik, ini akan lulus ujian. Ini akan senang, dari alam dunia, alam kubur hingga di alam akhirat akan senang juga.
- di akhirat itu alam yang abadi, disitu Allah sediakan dua tempat: surga dan neraka. Perbuatan nya baik tempatnya di surga, tapi tentunya perbuatan itu dilandasi iman. Kemudian orang yang perbuatan nya tidak baik itu tempatnya di neraka. Sebab di surga tempatnya orang baik-baik.
- oleh karena itu, imannya orang itu, kalau masih ada perilaku yang kurang baik, maka diperbaiki dulu di neraka.
- jadi itu yang perlu kita perjuangkan, terutama iman, kemudian perbuatan/perilaku yang baik.
- Nah, kitab ini akan menjelaskan kepada kita bagaimana kita menjalani perjalanan hidup ini dengan baik, karena itu harus mengikuti tata caranya.
- Jadi kalau kita asal berjalan, kita akan sampai pada hal-hal menimbulkan penderitaan. Jangankan perjalanan hidup, misal kita hendak perjalanan ke Surabaya lalu datang ke terminal. Kita harus tau perjalanannya, harus naik bis apa. Jangan asal ada bis, lalu kita naiki. Nanti sampainya bisa ke Banyuwangi, tambah jauh dari tujuan kan ?
Ini perjalanan yang kasat mata kan, tapi kalau tidak tau rambu-rambu, aturan dan adabnya, ya bisa tersesat. Apalagi perjalanan yang ghaib menuju akhirat. Maka kita perlu bimbingan, pemilik alam semesta ini (mulia dari alam arwah sampai alam akhirat kelak.
- jadi ini risalah (tulisan yang kecil ini) menjelaskan rambu-rambu bagaimana kita menjalani hidup, sehingga kita mencapai tujuan kita apa. Keselamatan dan kebahagiaan.
- saya kira semua manusia jika ditanya, kamu ingin hidup seperti apa ? Maka pasti jawab ingin hidup selamat dan bahagia. Tidak ada yang mau jawab celaka. Sekalipun dia orang yang nakal se nakal-nakalnya, maka ia ingin selamat dan bahagia.
- apakah setiap orang yang punya keinginan untuk selamat bisa selamat ? Bisa, asal mengikuti caranya. Kalau caranya tidak benar, celaka dia. Seperti orang naik bis tadi.
- oleh karena itu, untuk keselamatan dan kebahagiaan kita, Allah menurunkan rambu-rambu berupa aturan-aturan hidup di dunia ini supaya kita mencapai selamat dan kebahagiaan. Itu sangat rinci. Kalau yang lengkap, Mulai dari wajib sampai sunah, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
- kemudian kitab ini tidak menjelaskan secara rinci.
- tidak semua orang yang ingin selamat lalu selamat sekalipun namanya selamet. Tidak semua orang yang ingin sehat, dengan tata caranya sendiri padahal teori-teori tentang kesehatan, ya tidak sehat, jadinya sakit.
- jadi kalau kita tidak tahu, tanya pada yang tahu. Ini agama
- beda dengan IPTEK, mempelajari dan mengembangkannya itu diserahkan pada manusia. Karena Allah tidak menurunkan buku atau kitab tentang IPTEK. IPTEK itu dibuat dengan usaha manusia, mulai dari yang paling sederhana seperti cara menghasilkan makanan. Ini berkembang. Dulu manusia berburu, merambah hutan, akhirnya menanam dengan teknologinya yang begitu maju.
- tapi beda dengan agama. Allah menurunkan agama itu melalui rasul disertai kitab suci. Karena tidak semu ajaran agama bisa dilogikakan, bisa dijangkau akal. Seperti alam akhirat atau alam ghaib, kita percaya itu karena iman.
- kita mendapat pengetahuan, termasuk tentang IPTEK apakah semua hasil penelitian kita atau kita pelajari langsung ke alam, kan tidak ? Kita sekolah, itu kan ada bukunya. Yang menulis orang lain, buku itu informasi. Maka itu ada Informasi Teknologi (IT) itu yang paling kita butuhkan. Misal digital Falak. Itu yang buat orang, itu semua informasi. Andaikan orang yang membuatnya tidak jujur, kita kn ya tidak tahu. Tapi kita kan tidak pernah tahu siapa yang buat digitalfalak, pokoknya sudah percaya begitu saja.
- artinya apa? Tidak semua yang kita ketahui itu hasil dari penelitian kita, bahkan lebih banyak informasi dari orang lain.
- akhirat sama. Kalau kita mengkaji akhirat, akal kita tidak akan menjangkau. Tapi karena Allah yang memberi tahu, akhirnya kita percaya.
- karena itu dulu adalah plesetan, orang yang lulus belajar agama itu S.Ag. sarjana agama tapi diplesetkan menjadi Sarjana Alamat Ghaib, itu betul, karena memang ajaran agama itu memang mempercayai hal-hal ghaib.
- jadi ini bedanya agama dengan IPTEK. Kalau ilmu agama harus bersumber dari Wahyu dan jangan semua yang mengaku mendapat Wahyu itu dipercaya. Harus ada bukti kebenaran, itu yang disebut mukjizat. Kalau hanya mengaku nabi dan rasul, semua bisa.
- semua nabi itu memiliki bukti kebenaran, terutama nabi kita, itu punya bukti kebenaran berupa mukjizat. Dan mukjizat yang langgeng itu Al Qur'an.
- banyak muallaf-muallaf itu masuk Islam gara-gara mempelajari Al-quran. Kalau tongkat nabi Musa jadi ular itu tinggal cerita. Tangan nabi Musa itu bisa bersinar, sekarang tinggal cerita. Tapi kan Al Qur'an sampai sekarang masih ada, kita bisa buktikan kebenaran asalkan kita mau mempelajari dengn sungguh-sungguh.
- artinya apa ? kita mencari informasi tentang agama yang benar, itu jangan langsung percaya orang yang mengatakan agamanya benar, tapi harus ada bukti kebenarannya.
- karena ada agama-agama lain, itu isinya hanya doktrin-doktrin, tidak peduli dengan bukti kebenaran.
- dulu Islam adalah agama yang difitnah sebagai agama pedang, agama kekerasan, dls. Sehingga banyak yang benci kepada Islam. Tapi melalui media informasi, orang jdi mendapatkan informasi kebenaran Islam dan Alquran, sehingga mereka tertarik mempelajari Islam.
- sekarang kita bahas murid: murid itu isim fail artinya orang yang memiliki kemauan. Kita agar mencapai tujuan, kita perlu memiliki kemauan. Supaya kita bisa melakukan usaha-usaha untuk mencapai tujuan itu. Jadi orang yang tidak punya kemauan, tidak akan bisa menghasilkan kesuksesan dalam hidupnya.
- Orang yang punya kemauan keras dalam istilah tasawuf disebut murid.
- artinya orang yang mau mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan itu tidak selalu didapatkan, karena harus mengikuti aturan dan rambu-rambunya.
- banyak orang yang karena ingin bahagia, ia menumpuk-numpuk harta. Kadang-kadang ia pelit dan hemat, itu tidak akan bahagia. Ada yang berusaha jadi pejabat tinggi, ada yang kawin sampai puluhan seperti di Afrika, ternyata sama saja. Bahkan ada orang yang dari luar negeri, para wisatawan asing, banyak yang pergi ke tempat-tempat wisata, apa yang mereka cari ? Kan kesenangan dan kepuasan. Di negaranya mereka sudah bosan, bukan berarti tidak ada.
- sehingga mereka mencari tempat baru, begitulah nafsu. Tidak akan selesai. Kenapa ? Karena dia mengumbar nafsu, selalu kurang.
- tapi bagi orang-orang yang bisa mengendalikan nafsunya, bahkan tau akan hakikat kehidupan dan tujuan yang sebenarnya, sehingga mereka berupaya mengendalikan nafsunya, mereka akan bahagia meski secara Dzohir mereka miskin. Rakyat jelata.
- belum tentu orang bambungan itu menderita terus dan orang kaya itu bahagia terus. Belum tentu. Maka hal itu kenapa, orang bambungan ketika dirazia oleh pemerintah untuk menjalani hidup normal seperti orang lain, mereka tidak mau. Mereka ditangkap oleh satpol PP. Ternyata mereka banyak yang lari dan membambung lagi. Bagi mereka itu nikmat, tapi bagi kita seperti itu tidak enak.
- enak itu bisa didapat oleh siapa saja, bukan harus kaya dan mewah. Nah, rambu-rambu itu ada di mana ? Ada di agama.
- jadi kita harus punya irodah (kemauan), insyaallah kita semua punya. Bertujuan menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup.
- lalu kitab ini mensarikan dari agama rambu-rambu adab, bagaimana cara kita menempuh perjalanan hidup ini agar mencapai tujuan.
- لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
- kata حول itu kemampuan menghindari bahaya
- kata قوة itu kekuatan untuk melakukan kebaikan
- sebab manusia itu prioritas utama itu selamat. Selamat itu tidak tertimpa bahaya atau musibah. Sesudah itu dia (yang ke dua) ingin mendapat manfaat, seperti kebaikan, kesehatan.
- ke tiga itu kesenangan. Senang itu terakhir. Jangan dibalik-balik. Seperti senang ditaruk di awal, atau mendapat manfaat ditaruk di awal, seperti musim hujan sekarang, kita pergi ke sungai, arus sangat kuat dan terjadilah banjir. Lalu kita ingin nangkap ikan, ikan itu bermanfaat kan. Baik untuk kesehatan atau dimakan. Tapi kalau kita memaksakan diri untuk memancing saat banjir, malah nyawanya hilang. Nah ini ada prioritas-prioritas.
- Jadi cari selamat dulu, baru manfaat lalu senang
- manusia sejatinya diciptakan secara lemah. Karena manusia itu ketika diberi kelebihan, ia kebetulan ia lupa siapa yang memberi kelebihan itu, merasa seolah-olah berdaya. contohnya Firaun.
Firaun itu gelar, bukan nama orang. Firaun berkuasa bahkan mengaku sebagai Tuhan. Ini lebih parah dari iblis, karena iblis tidak pernah mengaku sebagai Tuhan.
- manusia ketika diberi kelebihan, lalu lupa siapa yang memberi, merasa tidak butuh. Merasa hebat.
- baru ketika jantungan, dst. Ia baru merasa lemah.
- pengarang kitab menulis kitab ini dengan bacaan hauqolah artinya mushonnif mengarang kitab karena mendapat pertolongan dari Allah.
- Orang kalau ditakdirkan sukses, maka ia akan diberikan kemauan, sehingga ketika ia menghadapi kendala-kendala/cobaan-cobaan, itu bisa. Kuat mentalnya. Tidak mudah menyerah. Itu urusan apa saja, dunia akhirat. Tapi yang dimaksud di kitab dalam urusan akhirat.
- Allah bila berkehendak akan menggerakkan murid untuk menempuh jalan kebahagiaan, yakni jalan iman (yakin akan mengantarkan ia kepada kebahagiaan itu) dan ibadah.
- sebab keyakinan itu harus benar, karena bisa saja keyakinan itu salah.
- jalan kebahagiaan selain iman itu adalah ibadah, yakni ketundukan pada Allah. Ibadah adalah jalan kebahagiaan.
- apakah manusia dengan kecerdasan otak, kemajuan ilmu dan teknologi yang dia kuasai, menguasai kebahagiaan? Ya, kalau satu aspek, ya bisa.
Misal dulu orang yang hendak haji, itu harus menempuh perjalanan yang cukup lama, tapi berkat kemajuan teknologi, perjalanan itu dapat ditempuh dengan jarak yang cukup singkat. Dengan pesawat, perjalanan cukup ditempuh selama 10 jam.
Ini kan kesuksesan tapi bukan sukses yang lengkap. Ini hanya urusan transportasi. Tapi yang kita inginkan kan adalah kebahagiaan dari segalanya aspek kehidupan. Bukan hanya transportasi saja.
Sebab kemajuan teknologi tergantung yang menggunakan. Kalau itu digunakan oleh orang baik untuk keperluan yang baik, maka itu baik dan bermanfaat. Tapi ini bisa jadi digunakan hal-hal kurang baik, seperti perjalanan dari Surabaya ke Mekah untuk merampok. Jadi memang transportasi itu memudahkan, tapi mempermudah kejahatan.
Jadi IPTEK itu sarana, bukan tujuan. Maka yang memberi tahu tujuan itu adalah agama dan cara menempuh itu juga agama. IPTEK itu hanya membantu kita di dalam melaksanakan upaya mencapai tujuan kita.
Kemudian, diantara jalan kebahagiaan adalah menghapus setiap bentuk formalitas dan adat (kebiasaan). Artinya di dalam kitab beriman dan beribadah jangan hanya formalitas dan ikut-ikutan saja.
Di kalangan kita umat Islam, karena kita kurang peduli untuk mempelajari ilmu, ilmu agama, sehingga kita itu kadang-kadang bergama berdasarkan tradisi. Apakah itu buruk ? Ya tergantung. Bisa baik atau buruk.
Kalau tradisi itu bertentangan dengan nilai-nilai agama (kebenaran), maka tradisi itu buruk. Tapi kalau tradisi itu tidak bertentangan dengan kebenaran, maka tidak apa Kita ikuti. Memang kita harus mengikuti tradisi, agar tidak terjadi gejolak di masyarakat.
Kata ulama :
خلاف العادة يورث العداوة
Menyalahi adat itu bisa menimbulkan kerusuhan.
Karena itu kita menyesuaikan dengan adat tradisi itu penting, selagi tradisi itu bisa dibenarkan, baik secara akal lebih-lebih secara moral yang dibenarkan agama.
Misal, di barat kalau salaman laki-laki dan perempuan itu juga dengan pipinya. Apakah kita ikut begitu juga ketika berada di luar negeri ? Kan ya tidak, karena bertentangan dengan agama.
Sebenarnya agama itu membatasi pergaulan karena adanya tujuan, sebenarnya agama tidak ingin membatasi.
Artinya kita beragama jangan hanya sekedar formalitas, juga jangan tradisional meskipun tradisi itu penting. Tapi kita harus berdasarkan ilmu pengetahuan.
Jl. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291
pomas@unuja.ac.id