Kamis, 6 Februari 2025
Diakses: 234 kali
*Ngaji Tasawuf ke-1: Kiai Zuhri Urai Jalan Kebahagiaan Menurut Kitab Risalah Adab Sulukil Murid
Paiton, Probolinggo – Universitas Nurul Jadid (Unuja) menggelar Ngaji Tasawuf ke-1 dengan tema “Panduan Hidup” pada Kamis malam Jumat, 16 Februari 2025. Kegiatan ini diampu oleh K.H. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, dan diikuti oleh mahasiswa, tenaga pendidik, serta masyarakat umum. Acara ini diselenggarakan secara hybrid, dengan peserta putra berkumpul di Mushola Riyadlus Sholihin PP. Nurul Jadid, sementara peserta putri mengikuti dari wilayah masing-masing. Masyarakat luas juga dapat menyaksikan secara langsung melalui live streaming di kanal YouTube Universitas Nurul Jadid.
Ngaji Tasawuf kali ini mengkaji kitab Risalah Adab Sulukil Murid, sebuah karya Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang membahas tata cara menempuh jalan hidup menuju kebahagiaan sejati.
K.H. Moh. Zuhri Zaini memaparkan bahwa hidup adalah perjalanan panjang yang dimulai dari alam arwah, alam janin, alam dunia, alam barzah (kubur), hingga alam akhirat.
“Kesempurnaan manusia terletak pada akalnya, yang membedakannya dari makhluk lain. Akal inilah yang menjadi kunci untuk memahami tujuan hidup,” ujarnya.
Dalam kajiannya, Kiai Zuhri menekankan bahwa kepercayaan kepada Tuhan adalah fitrah manusia. “Sejak zaman primitif, manusia sudah percaya pada kekuatan di balik alam nyata, seperti animisme dan dinamisme. Namun, sebagai umat Islam, kita meyakini bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan,” jelasnya.
Beliau juga mengkritik fenomena ateisme, yang menurutnya bukanlah ketidakpercayaan kepada Tuhan, melainkan keinginan untuk bebas dari aturan agama. “Agama sering dianggap sebagai beban karena dianggap membatasi kebebasan. Padahal, kebebasan tanpa batas justru akan membawa kehancuran,” tegasnya.
Kiai Zuhri juga menjelaskan tentang kehidupan setelah kematian, yang menjadi pembeda keyakinan antara umat Islam dan orang musyrik. “Alam barzah adalah pemisah antara dunia dan akhirat. Di akhirat, manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya. Yang mati hanyalah jasad, sedangkan ruh tetap hidup dan akan merasakan kebahagiaan atau penderitaan sesuai amalnya,” paparnya.
Ngaji Tasawuf ini juga mengupas pentingnya adab dan tata cara dalam menempuh jalan hidup. “Hidup ini seperti perjalanan. Jika kita tidak tahu rambu-rambunya, kita akan tersesat. Oleh karena itu, kita perlu bimbingan dari agama,” ujar Kiai Zuhri. Ia menambahkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu identik dengan kekayaan atau jabatan. “Banyak orang kaya dan berkuasa justru tidak bahagia. Kebahagiaan sejati datang dari kemampuan mengendalikan nafsu dan menjalani hidup sesuai tuntunan agama,” ungkapnya.
Acara ini diharapkan menjadi panduan bagi peserta dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik sebagai mahasiswa, tenaga pendidik, maupun masyarakat umum. “Kita semua ingin selamat dan bahagia. Namun, keselamatan dan kebahagiaan itu harus diraih dengan cara yang benar, yaitu melalui iman dan ibadah,” tutup Kiai Zuhri.
Ngaji Tasawuf ke-1 ini berhasil menarik antusiasme peserta, baik yang hadir langsung maupun yang menyaksikan via daring. Bagi yang melewatkan acara ini, rekaman lengkapnya dapat diakses di kanal YouTube Universitas Nurul Jadid.
Penulis : Alfin Haidar Ali
Jl. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291
pomas@unuja.ac.id